Selasa, 19 Mei 2009

My blog ... !!!

Awal mula buat blog.

Sebenarnya aku bingung mau ngisi blog ini pake artikel apa...
aku cuma bisa tulis yang ada di pikiran ku..
kurang lebihnya seperti ini..
jadi, maaf jika cuma ini yang bisa aku tampilkan..
hanya sebuah artikel yang sederhana dan tidak sempurna...
seperti ala kadarnya manusia yang tak sempurna..

semoga kalian suka ma blog yang aku buat..






Senin, 18 Mei 2009

Flu Babi Berpotensi Berkembang di Indonesia

Flu Babi Berpotensi Berkembang di Indonesia
Pedagang di kawasan Kertajaya, Surabaya merapikan daging babi yang dijualnya, Senin (27/4). Kemungkinan masuknya virus flu babi (swine influenza) ke Indonesia membuat Departemen Kesehatan berkoordinasi dengan WHO serta Departemen Peternakan dan Departemen Pertanian mengambil berbagai langkah antisipatif.
Selasa, 28 April 2009 | 17:33 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Flu babi yang menular ke manusia berpotensi berkembang di Indonesia. Namun, hampir dapat dipastikan keganasan flu babi Meksiko di bawah flu unggas yang telah mewabah di Indonesia.

Kepala Laboratorium Flu Unggas Universitas Airlangga CA Nidom mengatakan, flu babi sebenarnya sudah lazim. Penyakit dengan virus H1N1 di Indonesia sudah ada sejak dulu. Subtipe di Indonesia atau H1N1 klasik tidak berbahaya. "H1N1 tipe Meksiko yang dikenal sebagai flu babi sekarang inilah yang berbahaya," katanya di Surabaya, Selasa (28/4).

Berdasarkan riset Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, H1N1 tipe Meksiko diduga kuat gabungan flu unggas, flu babi, dan flu manusia. Virus kemungkinan berubah di tubuh babi.

"Sejak 2005, saya sudah melontarkan hipotesis ini. Saya sudah khawatir ini bakal terjadi. Akhir tahun lalu saya kembali mengingatkan potensi bahaya ini. Namun, sebagian kalangan masih menentang," ujarnya.

Virus yang berubah di tubuh babi lebih mungkin menular ke manusia. Pasalnya, manusia dan babi sama-sama mamalia yang cenderung memiliki kesamaan. Sebaliknya, flu unggas tidak bisa langsung ke manusia.

"Secara teoretis, virus di unggas tidak bisa langsung ke mamalia seperti manusia. Harus ada perantara mamalia lain dan itu kemungkinan besar babi," katanya.

Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi. "Kalau ini terjadi, dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada perubahan struktur virus," ujarnya.

Pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia. "Jika menyimak penjelasan di AS, ada kemungkinan reassortan (penyusunan ulang)," ujarnya.

Jika hal itu terjadi, tidak tertutup kemungkinan flu babi bisa berkembang di Indonesia. Salah satu pendukungnya adalah banyaknya peternakan ayam dan babi yang berdekatan. "Sejak flu unggas merebak, saya sudah mengemukakan pentingnya menata ulang peternakan," tuturnya.

Namun, di sisi lain, keganasan H1N1 tipe Meksiko tidak seperti H5N1. Dari sekitar 1.500 kasus di seluruh dunia, baru 150 berakhir dengan kematian. "Virus ini cepat menyebar, tetapi daya rusaknya rendah. Sebaliknya H5N1 lambat menyebar. Namun, daya rusaknya amat tinggi," ujarnya.

Kurang dari sebulan, H1N1 tipe Meksiko sudah menjangkiti ribuan orang. Sementara dalam tiga tahun, kasus H5N1 hanya tercatat sekitar 300 kasus di seluruh dunia. "Saya khawatir kalau hasil penyusunan ulang menghasilkan virus cepat menular dan daya rusaknya tinggi. Syukur sejauh ini belum menunjukkan tanda ke sana," ujar Nidom.


RAZ
Akses http://m.kompas.com dimana saja melalui ponsel, Blackberry atau iPhone Anda.

Fakta-fakta di Seputar Flu Babi


Anak-anak babi di sebuah peternakan. (Foto ANTARA)
(ANTARA News) - Penularan penyakit influenza babi di Amerika Serikat dan Mexico baru-baru ini menarik perhatian komunitas internasional, termasuk pemerintah Indonesia yang langsung meningkatkan surveilans penyakit dan memperketat pengawasan lalu lintas orang di pelabuhan laut dan udara untuk mengantisipasi penyebarannya.

Influenza babi atau "flu babi" awalnya merupakan penyakit respirasi akut sangat menular pada babi yang disebabkan oleh salah satu virus influenza babi, termasuk di antaranya virus influenza tipe A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2.

Angka kesakitan akibat infeksi virus yang menyebar di antara babi melalui udara baik dengan kontak langsung maupun tidak langsung dengan babi pembawa virus itu cenderung tinggi pada populasi babi namun tingkat kematian akibat penyakit ini rendah, antara satu persen hingga empat persen.

Kejadian flu babi pada populasi binatang tersebut umumnya sepanjang tahun dengan peningkatan kejadian pada musim gugur dan dingin.

Selain bisa terinfeksi virus influenza babi tipe A subtipe H1N1, babi juga bisa terinfeksi virus avian influenza H5N1 (flu burung) dan virus influenza musiman atau virus influenza yang biasa menyerang manusia. Bahkan kadang babi juga bisa terinfeksi oleh lebih dari satu tipe virus dalam satu waktu.

Kondisi yang demikian memungkinkan virus-virus tersebut saling bercampur dan memunculkan strain virus baru dari beberapa sumber (reassortant virus). Hal inilah yang antara lain membuat virus flu babi yang normalnya spesifik dan hanya menginfeksi babi kadang bisa menembus batas spesies dan menyebabkan kesakitan pada manusia.

Kejadian luas biasa penyakit infeksi influenza babi pada manusia beberapa kali pernah dilaporkan terjadi.

Manusia biasanya tertular flu babi dari babi dan, meski sangat sedikit, dari orang yang terinfeksi karena berhubungan dengan babi atau lingkungan peternakan babi.

Kasus penularan flu babi dari manusia ke manusia terjadi dalam beberapa kasus namun masih terbatas pada kontak dekat dan sekelompok orang saja.

Hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa flu babi menular melalui makanan, dalam hal ini daging babi dan produk turunannya yang ditangani dan dimasak secara tepat, sehingga tetap aman mengonsumsi produk tersebut.

Di samping itu, virus influenza babi mati jika dimasak pada suhu 70 derajat C, sesuai dengan panduan umum mengolah daging.

Gejala flu babi pada manusia umumnya serupa dengan gejala infeksi virus influenza yang biasa menyerang manusia yakni demam lebih dari 37,8 derajat celcius, sakit tenggorokan batuk, pilek, sakit kepala dan nyeri.

Presentasi klinis tipikal infeksi flu babi pada manusia yang serupa dengan influenza biasa dan infeksi saluran pernafasan atas yang lain itu membuat sebagian besar kasusnya tidak terdeteksi dari surveilans influenza sehingga kejadian penyakit ini pada manusia secara global belum diketahui.

Tindakan pencegahan antara lain bisa dilakukan dengan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin, mencuci tangan dengan air dan sabun, sebisa mungkin menghindari kontak dengan orang lain saat flu serta mencari pertolongan medis jika sakitnya parah supaya mendapatkan pengobatan.

Risiko Pandemi

Semua orang, utamanya mereka yang tidak secara reguler melakukan kontak dengan babi, tidak punya kekebalan terhadap virus influenza babi yang bisa mencegah infeksi virus sehingga jika virus babi berubah menjadi virus yang efisien menular dari manusia ke manusia maka berpotensi menimbulkan pandemi influenza.

Namun menurut WHO dampaknya masih sulit diprediksi, tergantung pada keganasan virus, kekebalan tubuh manusia, perlindungan silang oleh antibodi yang dibutuhkan tubuh dari infeksi influenza musiman dan faktor inang.

Sementara vaksin yang bisa melindungi manusia dari infeksi virus flu babi hingga kini belum ada.

Vaksin influenza biasa yang ada saat ini pun belum terbukti efektifitasnya dalam memberikan perlindungan dari infeksi terhadap influenza babi.

WHO bersama semua mitra dari berbagai institusi masih melakukan penelitian berlanjut untuk mengetahui efektifitas penggunaan vaksin tersebut dalam pencegahan flu babi.

Penanganan kasus influenza bisa dilakukan dengan pemberian obat antivirus untuk penyakit influenza biasa yang terdiri atas dua kelas yakni adamantane (amantadine dan remantadine), dan inhibitor neuraminidase influenza (oseltamivir dan zanamivir).

Namun WHO menyatakan belum memiliki cukup informasi untuk membuat rekomendasi tentang penggunaan obat antivirus dalam pencegahan dan penanganan infeksi flu babi.

Menurut organisasi tersebut, klinisi harus membuat keputusan berdasarkan penilaian klinis dan epidemiologis dengan mempertimbangkan keuntungan dan bahayanya untuk menggunakan obat antivirus sebagai prophylaxis atau untuk pengobatan pasien.

Dalam kejadian flu babi di Amerika Serikat dan Mexico, pemerintah setempat merekomendasikan penggunaan oseltamivir dan zanamivir untuk pencegahan dan pengobatan namun demikian kasus flu babi yang dilaporkan terjadi baru-baru ini umumnya bisa disembuhkan tanpa membutuhkan pertolongan medis khusus dan pemberian obat antivirus tertentu.

(Sumber: http://www.who.int, http://www.cdc.gov)

Minggu, 17 Mei 2009

Flu Burung, Flu Babi, Sebuah Tanda Tanya



Kekhawatiran warga dunia terhadap ancaman penyakit flu burung belum reda, kini kita sudah diguncang lagi dengan ancaman penyakit baru flu babi. Penyebaran virus influenza tipe A H1N1 ini bahkan lebih cepat dibandingkan flu burung, sehingga WHO meningkatkan kesiagaan dari tingkat empat ke tingkat 5, yang artinya flu babi ini sudah mendekati tahap pandemi atau akan menjadi wabah yang mengglobal.

Saat ini, selain di Meksiko, negara AS, Inggris, Kanada, Spanyol dan Israel memkonfirmasi ada warganya yang sudah terkena virus flu babi. Bagaimana dengan Indonesia? Untuk sementara kita mungkin masih bisa bernapas lega karena Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan bahwa virus flu babi hanya mampu hidup dalam cuaca dingin, dan tidak bisa bertahan di daerah berhawa tropis.

Munculnya penyakit-penyakit menular yang berasal dari virus yang dibawa oleh hewan, seperti AIDS yang katanya dari monyet, flu burung dan sekarang flu babi, selayaknya menggelitik kita dengan pertanyaan-pertanyaan kritis, darimana semua virus-virus itu datang, apakah mungkin sebuah virus atau penyakit bisa muncul begitu saja atau adakah yang sengaja membuat dan menyebarkannya?

Sebuah buku berjudul "Deadly Mist, Upaya Amerika Merusak Kesehatan Manusia" yang ditulis Jerry D Gray mungkin bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu, tanpa bermaksud untuk melontarkan tuduhan pada satu pihak, tapi sebagai bahan pemikiran yang bisa membuat kita lebih waspada terhadap berbagai ancaman penyakit menular yang muncul dalam beberapa tahun belakangan ini.

Jerry D Gray adalah warga negara AS keturunan Jerman yang pernah bergabung di dinas Angkatan Udara AS. Gray yang kini menetap di Indonesia juga seorang mualaf yang aktif berdakwah dan menulis buku berisi kajian kritisnya tentang politik dan media massa di AS.

Dalam bukunya "Deadly Mist" Gray secara gamblang memaparkan peran AS dalam pembuatan zat-zat biologi dan kimia yang berbahaya bagi manusia, seperti MSG, Aspartam (gula buatan), fluoride dan zat-zat mematikan lainnya. Penggunaan senjata biologi bahkan sudah dilakukan dalam penaklukan benua Amerika untuk "memusnahkan" orang-orang Indian, penuduk asli benua itu.

Dalam buku tersebut Gray juga memaparkan konspirasi jahat dibalik penyebaran virus AIDS, Antrax sampai flu burung dan membeberkan bahwa bibit-bibit penyakit itu telah dengan sengaja dikontaminasikan pada manusia sebagai uji coba bahkan untuk kepentingan industri obat-obatan mereka untuk meraup keuntungan. Yang lebih kejam lagi, AS juga tega menjadikan rakyatnya sendiri sebagai target uji coba bahan kimia dan biologi berbahaya buatan mereka.

Menurut Gray, semua itu dilakukan bukan tanpa alasan. Zat-zat kimia dan biologi berbahaya, bibit penyakit dan virus-virus dan vaksin sengaja diciptakan dan disebarkan ke manusia untuk satu tujuan, keamanan nasional dan mewujudkan apa yang disebut Tatanan Dunia Baru, World New Order. Dalam buku itu Gray menyebutkan bahwa sejak Perang Dunia II, AS dan pimpinan Nazi, Adolf Hitler secara rahasia berkolaborasi untuk mewujudkan Tatanan Dunia Baru itu. Para pengusung New World Order ini punya misi rahasia yaitu;

1. Menciptakan satu pemerintahan dunia

2. Menciptakan satu pemimpin dunia

3. Menciptakan satu kepercayaan (baru) dunia

4. Menjaga dan melindungi ras unggul (orang-orang kulit putih sehat, melalui pengendalian jumlah penduduk)

5. Menjadikan warga negara dunia ketiga sebagai pembantu atau buruh.

Untuk mencapai misi itulah mereka menciptakan zat-zat kimia dan biologi berbahaya, bibit penyakit dan virus-virus mematikan sebagai "senjata pemusnah massal yang efektif" untuk melakukan seleksi terhadap ras unggul manusia itu, bahkan membuat obat-obatan yang sejatinya adalah racun bagi tubuh manusia sehingga manusia menjadi sakit dan lemah sehingga mereka tidak bisa melakukan perlawanan, bahkan terancam kematian massal sebagai alat pengendalian penduduk dunia tadi.

Lalu, adakah flu babi yang sedang mewabah ini bagian dari konspirasi jahat itu? Wallahualam bishowab. Semoga Allah swt senantiasa melindungi kita dari segala bentuk kejahatan dan penyakit dan senantiasa memberi memberikan petunjuk pada kita yang benar adalah benar dan yang jahat adalah jahat. (ln/aljz-pic)

sumber : http://www.eramuslim.com/berita/dunia/flu-burung-flu-babi-sebuah-tanda-tanya.htm


Penyebaran Flu Babi